About

Hi, Saya Rina Lusiana seorang tikus dunia maya yang senang menelusuri rimba kata-kata dan kota-kota. Seorang perempuan masih muda dan tinggal di Jawa Barat namun punya identitas samaran sebagai Alu Arafuru diambil dari ujung nama resminya yaitu Rina Lusiana dan Arafuru adalah nama dari salah satu laut Arafuru yang ada di kepulauan Arafuru Indonesia. Arafuru adalah salah satu laut yang menghasilkan mutiara Aru sebagai lambang filosofis menjadikan pribadi saya sebagai manusia yang produktif. Itulah jawaban dari banyak pertanyaan apa makna di balik nama Alu Arafuru? sebagai perempuan yang senang belajar filsafat, pelajaran dan pengalaman hidup membawa saya menjadi seseorang lebih filosofis dan menyenangi hal-hal yang memiliki nilai-nilai filosofi tinggi termasuk arti sebuah nama.

Blogg ini bukan sekadar ruang imajinasi yang merangkum pengalaman melainkan rumah bagi perjalanan dan pemikiran. Meski pun tidak semua kisah saya sampaikan kepada pembaca selain membiarkan sisanya tandus dalam ingatan.

Too deep to tell, too far to share. 

Pada 2018, Seteguk Nira adalah kumpulan catatan pertama yang di kemas menjadi puisi diterbitkan oleh Langgam Pustaka  https://www.instagram.com/p/CM_4jbkBTsQ/  sebagai apresiasi seorang aktivis sastra yang mulai aktif di beberapa organisasi menulis pada 2013. Sebelum Pulang adalah kisah ke dua yang menginterpretasi perjalanan menjadi Novel real-fiction pada 2019.

Perjalanan bagi saya tak hanya perihal mengunjungi tempat wisata dan kota-kota. Perjalanan membawa saya pada penafsiran yang lebih peka terhadap kemanusiaan, kebudayaan dan segala polemik kehidupan. Perjalanan juga tentang seberapa besar kesadaran saya menerima bahwa ia tentang “pemberhentian” ya, perjalanan adalah berhenti. Sebagaimana saya berhenti pada pedalaman kota untuk memberdayakan kemanusiaan dengan mendirikan rumah baca untuk anak-anak dan masyarakat desa tersebut. Pada akhir 2019 ​Rumah Akar akhirnya beroperasi https://www.instagram.com/rumahakar_/    sebagai tempat yang mewadahi anak-anak untuk membaca dan bercerita.

Berjalan bukan lagi sebagai cara menyembuhkan diri atau navigasi ketika orang-orang memilih mabuk, merokok, dan mengkonsumsi obat penenang ketika hidup tak adil bagi mereka. Berjalan adalah menciptakan ruang untuk melihat ke dalam diri lebih jauh dan tak terlihat.

 

 


Proudly powered by WordPress | Theme: Baskerville 2 by Anders Noren.

Up ↑